Manusia tetap rakus mengoyak percaya aku bagai iblis
yang entah datang dari mana dirasuk benci yang secebis
Ditolak-tolak
Menyentak akal yang bijak pandai dahulunya
Digagak-gagak
Pertikaikan apa yang diusaha
Aku kecundang-
Aku diam-
Aku bungkam-
Dan aku geram..!
Aku meraung!
Aku memberontak!
Kau cakap saja!
Perit! Sakit! Aku jerit semua!
Aku terseksa!
Pergilah!
Matilah kau!
Pengkhianat manusia semua!
Ahhhhhhhh!
Ditelinga aku sedang hangat berbisik..
Tercungap-cungap aku dengan luahan yang terusik..
Kalau aku bisa bunuh,
Aku bunuh saja!
Tapi...
Bukanlah sifat aku menjadi yang sama
Aku mengalah dengan gencatan kata
Langit juga tetap menyebelahi aku dan menangis
Aku menangkap setiap titis tangis itu
Seolah ia merasa beban aku
Bila ia menyentuh pipi
Tersedar aku bangkit dari tanah bumi
Kau takkan pernah tahu
Dari dulu akan ada manusia mengagumi aku dengan dengki
Yang kau kenal cuma aku sedang sendu
Tapi sebenarnya aku sedang berani membuli
Dengan menjulang ke langit kejayaanku
Kau akan tahu mulut dan jiwa siapa yang akan terkunci
Batin siapa bakal dicarik dengan nurani
Walaupun nampak tak sekejam mereka
Tapi puasnya, aku saja yang rasa.